Rabu, 23 September 2015

Wat de toekomst brengen moge

This is an entry from August 8, 2010 in my Facebook notes. This was one of the first days in Brisbane, one of thousands of days. It was bitterly painful. I still remember the night very clearly. It was a winter night. Julia drove me to watch an Indian dancing recital in the southern side of the river. It was miles away and the night was dark, very dark. There would be more dark nights in Brisbane. That was the first time I was aware of how 'village-like' Brisbane was and how life would be very different from Jakarta and Sydney. This kind of faith helped me to survive Brisbane and the PhD. I am still reeling from the experience.

Wat de toekomst brengen moge,
Mij geleidt des Heeren hand;
moedig sla ik dus de oogen
naar het onbekende land.
Leer mij volgen zonder vragen;
Vader, wat Gij doet is goed!
Leer mij slechts het heden dragen
met een rustig kalmen moed! ...

What the future yet may bring me
I am led by God’s own hand.
Full of hope I look with longing
To that future’s unknown land.
Teach me following without asking
Father, what you do is good
Help me my own load to carry
In a quiet, restful mood.

Tersembunyi ujung jalan,
hampir atau masih jauh;
'ku dibimbing tangan Tuhan
ke neg'ri yang tak ku tau.
Bapa ajar aku ikut,
apa juga makudMu,
tak bersangsi atau takut,
beriman tetap teguh.


Heer, ik wil Uw liefde loven,
al begrijpt mijn ziel U niet.
Zalig hij, die durft gelooven,
ook wanneer het oog niet ziet.
Schijnen mij Uw wegen duister,
zie, ik vraag U niet: waarom?
Eenmaal zie ik al Uw luister,
als ik in Uw hemel kom!

For your love we long to praise You
While it’s hard to comprehend
Blessed are those who dare to trust You
When their eyes of faith grow dim.
When our paths appear so darkened
Then we do not ask You why?
One day we with wisdom sharpened
In Your heaven will arrive.

Meski langkahMu semua
tersembunyi bagiku,
hatiku menurut jua
dan memuji kasihMu.
Meski kini tak 'ku nampak,
nanti 'ku berbahagia,
apabila t'rangMu nampak
dengan kemuliaannya.


Laat mij niet mijn lot beslissen:
zoo ik mocht, ik durfde niet.
Ach, hoe zou ik mij vergissen,
Als Gij mij de keuze liet!
Wil mij als een kind behand’len,
dat alleen den weg niet vindt:
neem mijn hand in Uwe handen
en geleid mij als een kind
My life’s purpose You direct Lord
If I could, I would not dare
I would, no doubt, choose the wrong Lord
If that choice were in my care.
As your child I need your nurture
On my own I’d loose the way.
Take my hand into your hand
Lest in sin I go astray!

Tuhan, janganlah biarkan
kutentukan nasibku.
B'rilah hanya kudengarkan
keputusan hikmatMu.
Aku ini pun selaku
kanak-kanak yang bebal.
Bapa jua bimbing aku
ke kehidupan kekal.


Waar de weg mij brengen moge,
aan des Vaders trouwe hand
loop ik met gesloten oogen
naar het onbekende land.

Where the road may take me,
with faithful hand of the Father
I walk with eyes closed
to the unknown land.

Dengan Bapa aku maju
dalam malam yang kelam
ke neg'ri yang tak kutahu
dengan mata terpejam...

Lagu tiga bahasa ini pertama kali didengar waktu hari-hari terakhir sekolah di SMUK 3, sekolah yang susahnya setengah mati. Dengan kerja keras yang betul-betul keras, akhirnya bisa juga dapet ranking 1 di kelas 3 IPS 4. Masih ingat betul Minggu itu yang khotbah Pdt. Untung Ongkowijoyo dan khotbahnya memusingkan-gak jelas. Tapi lagu yang dipilihnya ini sangat indah. Saat itu kepala juga sedang pusing, gak tahu mau masuk kuliah jurusan apa dan akan akhirnya jadi apa. Kalau tahu pada saat itu bahwa akhirnya akan kerja di Embassy terus ke UNESCO, atau kalau tahu bahwa akan kuliah di UI, terus dapet beasiswa ke UNSW dan QUT, tentu tidak akan bingung atau takut atau ragu. Tapi waktu itu, sangat bingung dan gak tau mesti ngapain. Stanza terakhir dari lagu ini dalam bahasa Indonesia sangat menyentuh hati, "Dengan Bapa aku maju...dengan mata terpejam." Saat ini ketika rasanya juga bingung dan ragu, lagu ini kembali menyapa dan mengingatkan, kalau ada Bapa di samping, maka ke malam yang lebih kelam dari malam winter kota Brisbane dan ke negeri yang lebih asing dari Queensland, saya boleh percaya begitu rupa, sampai dengan mata yang ditutup sekalipun, saya bisa melangkah ke depan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar